KETUA MUI KAB SUKABUMI KECAM ACARA \"XPOSE UNCENSOREDDAN MEMINTA KOMISI PENYIARAN MENINDAK TEGAS TRA
Ketua MUI Kabupaten Sukabumi KH. Fatahillah Nadziri, menanggapi tayangan program ‘Xpose Uncensored’ di TRANS 7, yang tengah menjadi sorotan usai menayangkan segmen yang menyinggung Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, serta Kiai Haji Anwar Manshur, pimpinan pondok pesantren tersebut, pada 13 Oktober 2025.
“Saya selaku Ketua MUI Kabupaten Sukabumi sangat menyayangkan tayangan tersebut, yang dinilai tidak memegang prinsip keseimbangan dalam peliputan berita, dan informasi tidak croshcek, tidak profesional dan sangat tendensius. Kami meminta sesuai regulasi dan peraturan yang ada agar Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menegur Trans 7 karena tayangan tersebut penyiarannya sangat tendensius, terlebih yang disinggung adalah pesantren besar sekelas Lirboyo. Saya menilai tayangan tersebut sebagai persoalan serius yang tidak bisa dianggap main-main, pasalnya terjadi tayangan yang tidak bermutu, bahkan cenderung menghina tradisi yang ada di pondok pesantren,” ungkap KH. Fatahillah Nadziri, dalam video berdurasi 2.33 menit yang diterima redaksi, Jum’at (17/10/2025).
Diketahui, segmen ‘Xpose Uncensored’ yang dinilai provokatif dengan judul “Santrinya Minum Susu Aja Kudu Jongkok, Emang Gini Kehidupan Pondok?” ditayangkan di TRANS 7 pada 13 Oktober 2025, menuai reaksi keras dari masyarakat, terutama komunitas santri yang merasa tersinggung dengan konten tersebut. Aksi protes tersebut juga memunculkan tagar #BoikotTRANS7 yang bergema di media sosial.
“Ketemu kiai nya masih ngesot dan cium tangan. Dan ternyata yang ngesot itulah yang ngasih amplop. Netizen curiga bahwa bisa jadi inilah kenapa sebagian kiai makin kaya raya,” ucap narator dari tayangan tersebut.
Sebelumnya, anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Oleh Soleh, mengecam keras tayangan program Xpose TRANS7 tersebut. Ia menilai tayangan tersebut melecehkan dan merendahkan martabat kiai dan pesantren. Dia mendesak Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk menghentikan siaran tayangan tersebut, hingga mengaudit TRANS7.
“Tayangan seperti itu sangat tidak pantas disiarkan di ruang publik. Program itu telah melecehkan simbol-simbol keagamaan, terutama kiai dan pesantren yang selama ini menjadi penjaga moral bangsa. KPI tidak boleh tinggal diam. Hentikan programnya dan audit total TRANS7,” tegas Oleh Soleh, Selasa (14/10).